BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara
masalah pendidikan, merupakan suatu hal yang semua orang pasti membutuhkan
pendidikan. Kerena dengan
pendidikanlah seseorang dari yang tidak tahu menjadi tahu, dalam pendidikan itu
sendiri pun memerlukan media yang dapat memudahkan dalam penyampaian isi
pembelajaran. Oleh karena itu, media merupakan sesuatu
integral dalam pendidikan yang dapat menunjang keberhasilan suatu pendidikan.
Unsur
penting dalam penggunaan media pembelajaran adalah keterampilan guru dalam penerapan
media yang dapat mendukung pelajaran yang akan
disampaikan. ketersaling dukungan antara media dan
pelajaran yang akan disampaikan tentunya akan menghasilkan suasana belajar yang
menyenangkan baik bagi siswa maupun bagi guru, sekaligus tujuan pembelajaran
dapat tercapai.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan media pembelajaran?
2. Apa fungsi dari
media pembelajaran?
3. Hal-hal yang bagaimanakah yang harus
diperhatikan dalam penggunaan media pembelajaran?
4. Bagaimana cara
penerapan berbagai media dalam pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
Dengan
disusunnya makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan mengenai berbagai
media dan cara penerapan media dalam pembelajaran,
yang nantinya akan sangat berguna di kemudian hari terutama calon guru, baik
dari segi perbendaharaan pengetahuan maupun penyesuaian penerapannya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Media Pembelajaran
Kata
media berasal dari bahasa latin dan bentuk jamak dari
kata Medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai
perantara dalam menyampaikan pembelajaran, sesuatu yang dapat dimanipulasi,
dilihat, didengar, dan dibaca. Media juga merupakan segala sesuatu yang
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi.[1]
Media menjadi alat bantu baik bagi guru maupun siswa
dalam pembelajaran, baik dalam proses pemahaman, pembuktian segala sesuatu, dan
lain-lain.
B. Fungsi Media Pendidikan
1. Fungsi
Media Pendidikan Bagi Guru
a. Meningkatkan
produktivitas pesan-pesan pembelajaran yang disajikan, karena dapat mempercepat
pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru.
b. Membantu
dalam mengembangkan kemampuan aktivitas kejiwaan siswa untuk memahami pesan
menurut daya analisisnya.
c. Membantu
dalam mengkreasikan rencana program pendidikannya, sehingga pengembangan
pesan-pesan pembelajaran dapat dirancang dengan baik.
d. Membantu
mengintegrasikan pesan-pesan pembelajaran dengan materi ilmu bantu
yang erat kaitannya dengan pembelajaran yang disajikan.
e. Membantu
pembelajar menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara konsisten, karena dapat
diulang kembali secara utuh.
2. Fungsi
Media Pendidikan Bagi Siswa
a. Lebih
meningkatkan daya kepahaman terhadap materi pembelajaran.
b. Dapat
merangsang daya kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.
c. Mambantu
kuatnya daya ingatan siswa, karena sifat media pembelajaran mempunyai daya
stimulus yang lebih kuat.
d. Membantu
siswa memahami secara integral (utuh dan bermakna) materi pembelajaran yang
disajikan.
e. Mambantu
memperjelas pengalaman langsung yang pernah mereka alami dalam kehidupan.[2]
C. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penggunaan
Media
1. Analisis
Kebutuhan dan Karakteristik Siswa
Sebelum
guru menggunakan media, guru hendaklah terlebih dahulu mengetahui pengetahuan dan
keterampilan awal yang dimiliki para siswa sebelum mengikuti pelajaran yang
disajikan melalui media tersebut, dengan diketahuinya hal itu maka guru
memiliki kemampuan dalam menentukan secara tepat pengembangan media yang
dirancang.[3]
2. Menetapkan
Tujuan Pembelajaran
Merupakan
langkah kedua dalam pemilihan media pembelajaran yang cocok dalam pencapaian
tujuan pembelajaran, yang mana hal ini harus mengacu kepada salah satu ranah
atau gabungan dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.[4]
Penggunaan media dalam pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian integral
dari suatu sistem pengajaran dan sebagai sumber belajar yang digunakan dalam
usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar.
3. Persiapan
Guru
a. Mempersiapkan
media yang telah ditetapkan beserta segala sesuatu yang dibutuhkan dalam
penerapan media.
b. Persiapan
dalam keterampilan penguasaan penggunaan media, sehingga dalam penerapannya
dapat berfungsi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
c. Guru
hendaknya menghitung untung dan ruginya dari pemanfaatan
suatu media.
d. Guru
memberikan penjalasan lebih lanjut terhadap materi
yang dianggap kurang jelas pada meteri yang tertuang dalam media pembelajaran.
4. Persiapan
Kelas
a. Mempersiapkan
kelas secara kondusif, baik itu dari segi kesiapan mental siswa menerima
pelajaran dengan menggunakan media yang telah dipilih, maupun kesiapan suasana
kelas dalam penerapan media pembelajaran.
b. Berikan
pengarahan khusus terhadap ide-ide yang sulit bagi siswa pada materi yang akan disampaikan melalui media.
c. Arahkan
mereka dengan berbagai stimulus.
d. Pusatkan
perhatian mereka melalui suatu komentar atau pertanyaan pendahulu.
5. Langkah
penyajian media dalam kegiatan pembelajaran
a. Media
yang diberikan harus dapat memberikan dukungan terhadap isi bahan pembelajaran,
seperti bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi
biasanya membutuhkan media agar lebih mudah untuk dipahami oleh siswa.
b. Media
yang digunakan mudah untuk didapatkannya dan sesuai dengan taraf berfikir
siswa/ mudah digunakan.[5]
Hal ini sangat berpengaruh pada kemudahan dalam proses pembelajaran.
c. Media
harus dapat memfasilitasi siswa secara menyeluruh, sehingga pesan dan informasi
yang akan disampaikan diterima secara merata.
d. Pesan
atau informasi yang akan disampaikan melalui tidak
boleh terganggu oleh elemen lain, dalam artian ada kesesuaian antara media yang
digunakan dengan kesiapan suasana kelas.
e. Media
yang digunakan harus mampu menstimulasi siswa untuk terfokos pada pembelajaran
dan informasi atau pesan yang disampaikan dapat ditangkap secara efektif oleh
siswa.
6. Langkah
kegiatan evaluasi pembelajaran dan media
a. Evaluasi
pembelajaran
Evaluasi
ini digunakan untuk mengukur tentang sejauh mana keberhasilan pembelajaran
dapat mencapai kompotenasi minimal yang telah ditetapkan.[6]
b.
Evaluasi media
Evaluasi
ini digunakan untuk mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan media dalam
proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan.
D. Macam-Macam Media Pembelajaran IPS MI dan
Penerapannya
1. Media Grafis
a. Papan
Tulis
Penggunaan
papan tulis tidak digunakan secara sembarang, karena dalam pendidikan guru harus mengerti
bagaimana cara menggunakan papan tulis secara efesien. Langkah-langkah
penggunaan papan tulis adalah sebagai berikut:
1) Sebelum
pelajaran dimulai, seorang guru harus terlebih dahulu mengetahui mengetahui
hal-hal yang terperinci dan bersifat praktis mengenai bahan apa
yang ingin disampaikan melalui papan tulis, hal ini membuat waktu menjadi
efesien.
2) Membuat/menuliskan
huruf-huruf yang jelas, menggambar secara sederhana, dan membuat garis-garis
lurus. Kecakapan guru dalam hal ini akan memudahkan
siswa memahami apa yang disampaikan oleh guru tersebut.
3) Gunakanlah
kapur berwarna ketika pelajaran yang ditunjukkan bersifat penting/untuk
membedakan dan membandingkannya.[7]
Hal ini berfungsi sebagai suatu cara untuk merangsang
perhatian siswa terhadap apa yang disampaikan.
4) Pada
waktu menulis di papan tulis, sebaiknya jangan sambil berbicara. Hal ini dapat
mengganggu siswa dalam menyimak/memahami apa yang
dituliskan guru.
5) Pada
waktu menerangkan apa yang tertulis dipapan tulis,
hendaklah guru tidak berdiri didepan papan tulis, melainkan berdiri disamping
papan tulis.[8]
b. Papan
Buletin dan Display
Papan
buletin merupakan program dari pendidikan, dari papan buletin ini baik siswa
maupun guru dapat melakukan proyek kerja. Papan buletin ini menjadi tempat berbagai macam informasi sekilas
mengenai pendidikan. Sedangkan melakukan display berarti menyusun bahan
ajar secara teratur dari
berbagai bahan yang merupakan satu kesatuan dan saling terkait
satu sama lain, sehingga menjadi suatu rangkaian yang tak terpisahkan agar
mampu memberikan gambaran yang jelas dan menarik bagi orang yang mengamatinya.
Langkah-langkah pembuatan display adalah:
1) Menentukan
satu subjek, yang merupakan satu kesatuan tentang suatu ide atau suatu masalah.
Dalam hal ini kita perlu merumuskan bentuk pertanyaan berupa komposisi tertulis
yang menarik.
2) Membuat
suatu judul/tema karangan yang bisa berupa pertanyaan/ slogan.
3) Mengumpulkan
bahan-bahan. Mengumpulkan bermacam-macam gambar, kartun, objek-objek kecil, buku,
pamplet, dan sebagainya. Untuk melakukan kegiatan ini diperlukan berbagai alat,
seperti, gunting, alat perekat, dan sebagainya.
4) Merencanakan
susunan. Bahan disusun secara teratur jangan sampai tercampur aduk. Pada
langkah ini sebaiknya direncanakan tentang penggunaan dan pengaturan warna agar
display menarik.
5) Merencanakan
pemberian huruf. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah spacing style, warna,
dan warna bahan dari huruf, serta labelnya harus jelas dan sederhana.
Huruf-huruf tersebut dapat dibuat dari kayu, boar metal atau plastik,
huruf-huruf dari tinta, kapur dan sebagainya.
6) Konstruksi.
Papan buletin haruslah terlihat menarik dan bermanfaat, serta dibuat dari
bahan-bahan yang sederhana/mudah didapat. Luas papan buletin disesuaikan dengan
kebutuhannya dan kemungkinan bahannya. Alat-alat untuk membuat papan buletin
dan alat pemasangan display terlebih dahulu dipersiapkan.
7) Menempatkan
papan buletin, dalam penempatannya haruslah menyesuaikan dengan fungsinya,
terang tidaknya pemasangan, dan tingkat penglihatan anak.
8) Melaksanakan
dan menilai, ini merupakan langkah akhir dari pembuatan papan buletin dan
display. Papan buletin dan display yang sudah dipasang itu kemudian dinilai
apakah sudah sudah memenuhi syarat-syarat dari karakteristiknya atau nilai pendidikannya.[9]
c. Bagan
Istilah
merupakan bagan meliputi berbagai jenis prsentasi grafis seperti peta, grifik,
lukisan, diagram, poster dan bahkan kartun.
Dalam pembelajaran IPS, bagan biasanya digunakan untuk membuat grafik, diagram
dan peta. Fungsi utama dari bagan adalah menunjukkan hubungan,
perbandingan, jumlah relatif, perkembangan, proses, klasifikasi, dan
organisasi.[10]
1) Bagan
Pohon (Tree Chart)
Bagan
ini digunakan untuk menggambarkan perkembangan dan hubungan.
Contohnya:
2) Bagan
organisasi
Bagan
ini menggambarkan susunan dan herarki suatu organisasi, dalam bagan ini dapat
dilihat dengan jelas bidang-bidang yang terdapat di dalamnya, dan dan dapat
pula diketahui siapa-siapa yang bertanggung jawab, dan otoritas dalam bidang
masing-masing. Contohnya:
langkah pembuatan
bagan adalah sebagai berikut:
1) Letakkan
rencana suatu bagian pada kertas dengan ukuran 21 x 27 cm atau lebih.
2) Usahakan
bagan yang sederhana, bagan yang baik adalah bagan yang dapat menyajikan satu
gagasan utam atau perbandingan dan harus mengesankan saat dilihat.
3) Buatlah
bagan yang cukup besar sehingga mudah dilihat dan bisa terbaca dari segala
arah.
4) Buatlah
bagan semenarik mungkin, gunakan warna secara kontras dan isilah ruangan
kosongnya.
5) Utamakanlah
kontras dengan cara memakai huruf dan gambar yang
gelap pada latar belakang terang atau sebaliknya, serta perhatikan bagan-bagan
yang penting untuk ditonjolkan.
6) Gunakan
warna jika perlu dan jangan berlebihan, serta jagalah warna agar tetap
harmonis.
7) Peliharalah
spasi secara keseluruhan.
8) Bila
perencanaan itu sudah lengkap, buatlah sket dengan memakai pensil pada bagan kemudian
baru dilengkapi.[11]
d. Grafik
Grafik
merupakan gambar sederhana yang disusun menurut prinsip matematika, dengan
menggunakan data berupa angka-angka. Grafik
mengandung ide, objek, dan hal-hal yang dinyatakan dengan simbol-simbol dan
disertai dengan keterangan-keterangan secara singkat. Grafik
dapat menerangkan perkembangan atau perbandingan suatu objek atau peristiwa
yang saling berhubungan secara singkat, jelas dan teliti. Macam grafik
adalah sebagai berikut:
1) Garfik
Garis atau Kurva (Line Grafh)
Merupakan
graik yang menggunakan garis-garis yang terdiri dari garis absis dan ordinat
(garis horizontal dan vertikal). Garfik
garis itu menunjukkan suatu keadaan atau perkembangan sesuatu dalam jangka
waktu tertentu dengan jelas. Misalnya:
2) Grafik
Batang (Bar Grafh)
Grafik
ini juga menggunakan garis-garis vertikal dan horizontal dan dibuat garis bantu petak-petak yang sama ukuran lebarnya. Panjang batang melukiskan besarnya persentasi data, dan jumlah batang
maksimalnya ada 8 batang. Misalnya
3) Grafik
Lingkaran (Pei Graf)
Grafik
ini menunjukkan hubungan yang bersifat persentasi atau hubungan frekuensi dalam
bentuk lingkaran. Misalnya
4) Grafik
Peta atau Globe
Grafik
peta disebut juga kartogram, yang melukiskan keadaan hubungan dengan tempat
kejadian. Secara khusus peta dan globe tersebut
memberikan informasi tentang:
a)
Keadaan
permukaan bumi, daratan rendah, sungai-sungai, gunung-gunung, dan perairan
lainnya.
b)
Tempat-tempat
serta arah dan jarak dengan tempat lain. Data budaya dan kemasyarakatan seperti
populasi atau pola bahasa/adat istiadat.
c)
Data ekonomi, seperti
hasil pertanian, industri, atau perdagangan internasional.
2. Media Gambar Fotografi
a. Gambar
Fotografi
Merupakan
proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan
merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka
terhadap cahaya (kamera). Pembelajaran dengan menggunakan
media ini dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, kegiatan seni, dan pernyataan
kreatif dalam bercerita, dramatisasi, bacaan, penulisan, meluki, menggambar,
serta membantu mereka menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi bacaan dari
buku-buku. Langkah-langkah pengunaan media ini adalah sebagai berikut:
1) Pergunakan
dan padukan gambar untuk tujuan pembelajaran yang spesifik.
2) Gunakan
gambar sedikit saja, dan kurangi penambahan kata-kata pada gambar. Hal ini
dilakukan untuk mengembangkan kata-kata/cerita untuk menimbulkan gagasan baru
oleh siswa.
3) Mengevaluasi
kemajuan kelas setelah menggunakan media gambar fotografi.
b. Produksi
Gambar Fotografi
Memotere
pada dasarnya adalah menggambar dengan menggunakan cahaya.
Kemera fil ukuran standard 24 x 3 mm (35 mm). Kamera yang memiliki komponen standard untuk digunakan adalah;
lensa penari sasaran, lensa bidik, duduk blitz, pemutaran film, alat pijit,
pengatur jarak, pengatur kecepatan, dan diafragma. Sewaktu hendak
memotret harus memerhatikan tiga factor penting, yaitu: keadaan cuaca,
kecepatan objek, dan jarak kamera dengan objek.[12]
3. Overhead Projector dan Slide
a. OHP
(overhead projector)
OHP
merupakan perangkat untuk memproyeksikan pesan-pesan pembelajaran dengan
menggunakan bahan transparan unuk diproyaksikan, yang di isi dengan materi
pelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Cara-cara penggunaannya adalah sebagai berikut:
1) Perhatikan
ruangan belajar, ditata agar dapat memungkinkan penggunaan OHP.
2) Periksa
sumber tegangan listri dan sesuaikan tegangan dengan peralatan yang akan digunakan.
3) Gunakan
layar (tempat display) bila ada, namun dapat juga diproyeksikan ke dinding
kelas.
4) Hubungkan
OHP dengan sumber listrik.
5) Tekan
tombol ON/OFF ke posisi ON.
6) Letakkan
transparasi pada posisi yang benar (di atas Stage).
7) Atur
fokos OHP agar hasil gambar atau tulisann terlihat dengan jelas.
8) Gunakan
OHP sesuai dengan keperluan dan kapasitas OHP sendiri.[13]
b. Film
Strip dan Slide
Film
strip adalah susunan seri gambar-gambar yang keteraturan teknisnya telah
ditentukan secara beratutan sesuai dengan langkah-langkah yang pasti, sedangkan
silde hanya mempertunjukkan satu gambar saja dan teknisnya pun satu-satu.
Langkah-langkah penggunaan film strip dan slide adalah sebagai berikut:
1) Langkah
persiapan, dimualai dengan menyusun pelajaran sebagai satu unit yang cocok
dengan pelajaran yang akan disampaikan. Dalam langkah
ini guru perlu mengadakan percobaan pendahuluan dan mencatat hal tertentu, yang
maksudnya kelak perlu penjelasan lebih lanjut atau menjadi masalah yang mungkin
akan menjadi tema.
2) Batasi
jumlah gambar, dalam hal ini hendaknya gambar yang akan
disampaikan mengandung stimulus dan tekanan yang berarti, jangan memberi gambar
yang sudah diketahui/dikuasai siswa pengertian dan keterampilannya.[14]
3) Buatlah
gambar yang mempunyai kesan kontras (penekanan), perbandingan (komposisi), dan
kesinambungan yang baik dari permasalahan yang hendak diutarakan.
4) Tetapkan
pula pengambilan gambar untuk judul atau titel atau tulisan saja. Pengambilan
objek dalam bentuk tulisan harus memperhatikan hal-hal berikut:
a) Bentuk
tulisan harus komunikatif, jelas dan mudah dibaca.
b) Tulisan
jangan terlalu penuh dalam satu bingkai gambar karna dapat membuat tulisan
terlihat kecil dan sukar untuk dibaca.
c) Buatlah
judul tulisan dengan membuat perbedaan kontras antara judul dengan
pembahasan/butir-butir penjelasannya.
d) Jangan
menggunakan bentuk atau warna huruf lebih dari dua.
5) Mempersiapkan
kelas, kelas digunakan kearah penggunaan film strip dan slide berupa
pengalaman-pengalaman dasar, mendiskusikan pokok tertentu, atau memberikan pengantar
secara verbal.
6) Mempersiapkan
perlengkapan untuk penyajian. Dalam hal ini penting sekali untuk mengadakan tes
pendahuluan terhadap proyektor yang akan digunakan.
7) Langkah
penyajian, dalam hal ini siswa terlebih dahulu dipersiapkan agar mereka mampu
ikut berpartisipasi selama penyajian film strip dan slide.
4. Media Audio
a. Radio
pendidikan
Merupakan
alat peragaan auditif yang besar nilainya bagi pendidikan, sebagai alat
pembantu/media pelajaran di kelas. Melalui
alat ini, siswa dapat mendengar siaran tentang berbagai peristiwa, kejadian
yang penting dan baru, serta masalah yang terjadi dalam kehidupan.
Adapun langkah-langkah pengggunaan radio dalam kelas adalah:
1) Hal
pertama yang harus diperhatikan adalah tentang penggunaan waktu saat radio
digunakan.
2) Tempat
dan kondisi penerimaan harus saling mendukung.
3) Langkah
persiapan, dalam tahapan ini hal-hal yang perlu diperhatikan adalah tujuan yang
hendak dicapai melalui penggunaan program, jenis program, dan umur para siswa.
Dalam hubungan ini kelas juga melakukan persiapan seperti mengumpulkan berbagai
bahan tentang siaran, daftar nama-nama tempat, konsep, dan kunci pertanyaan.
Sedangkan langkah persiapan bagi guru adalah memberikan bimbingan dan latihan,
serta menyediakan perlengkapan yang menjadi penunjang siaran raio tersebut,
seperti pamplet, gambar-gambar dan majalah-majalah.
4) Langkah
penerimaan. Dalam hal ini ada dua kegiatan yaitu kegiatan yang dilakukan oleh
guru, seperti, guru ikut serta mendengarkan siaran dengan seksama dan harus
duduk di depan kelas, membuat catatan, menulis kata-kata yang baru atau sulit,
mendemonstrasikan irama dipapan tulis, membuat suatu tanda pada peta dan lain
sebagainya. Sedangkan kegiatan siswa adalah membuat catatan tentang pokok-pokok
yang diaggap penting, membuat pertanyaan-pertanyaan, mengikuti demonstrasi,
mengadakan apersepsi, menulis kata-kata atau kalimat tertentu.
5) Kegiatan
lanjutan, berupa pembahasan ulang tentang apa yang
telah diperoleh melalui siaran radio, seperti mengadakan kegiatan diskusi,
menarik kesimpulan, membaca buku, membaca peta maupun menulis. Hal yang
terpenting dalam kegiatan lanjutan ini adalah mengintegrasikan pengetahuan yang
telah diperoleh sebelumnya degan yang baru diperoleh melalui radio.[15]
5. Media Audio Visual
a. Film
Bersuara
Film
yang dimaksud di sini adalah film sebagai media audio visual untuk pelajaran,
perencanaan, atau penyuluhan. Banyak hal yang dapat
dijelaskan melalui film ini, misalnya tentang kejadian-kejadian alam, tata cara kehidupan negara asing, berbagai industri dan
pertambangan, dan lain-lain. Adapun langkah-langkah penggunaan media dengan
film ini adalah:
1) Langkah
persiapan guru, pertama-tama guru harus mempersiapkan unit pelajaran terlebih
dahulu, kemudia baru pemilihan film yang tepat untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Jika perlu guru harus mengetahui panjangnya film
tersebut, tingkat rekomendasi film, dan tahun produksi film, serta uji coba
film terlebih dahulu sebelum ditampilkan.
2) Mempersiapkan
kelas. Dalam hal ini siswa terlebih dahulu dipersiapkan dengan menjelaskan
maksud pembuatan film, menjelaskan secara ringkas isi film, menjelaskan bagian-bagian
yang harus mendapat perhatian khusus sewaktu menonton film.
3) Langkah
penyajian, berupa pemutaran film dengan memperhatikan kelengkapan alat yang akan digunakan (pengeras suara, layar proyektor dan tempat
proyektor), serta guru harus memperhatikan intensitas cahaya ruangan.
4) Aktivitas
lanjutan, yang berupa tanya jawab guna mengetahui
sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang disediakan, membuat karangan
tentang apa yang telah ditonton.
b. Televisi
Pendidikan
Kemajuan
teknologi pada umumnya tidak selalu membawa pengaruh negartif, apabila kita
sebagai konsumer bisa menggunakannya dengan bijak.
Misalnya TV pendidikan, dalam siarannya pasti memuat unsur
pendidikan yang bisa digunakan oleh guru sebagai salah satu media pembelajaran,
karna TV pendidikan dapat memperlihatkan kejadian sebenarnya dengan disertai
pengamatan. Adapun dasar penggunaan program adalah sebagai berikut:
1) Harus
dapat dilihat dengan jelas, agar siswa tidak mengalami kekeliruan dalam
menanggapinya.
2) Program
yang efektif apabila menggunakan bahasa yang sederhana, mudah dipahami dan
bukan bahasa kaku.
3) Langkah
persiapan yang meliputi langkah persiapan guru dan persiapan bagi siswa.
Pertama-tama guru menetapkan pelajaran apa yang hendak
disampaikan melalui penggunaan media ini, mempersiapkan jenis program yang
sesuai dengan pelajaran dan nilai-nilai pendidikannya, kondisi suasana kelas
dan kematangan anak dilakukan dengan memberikan pengalaman apa yang akan
dipelajari/apa yang akan mereka peroleh. Sedangkan persiapan anak adalah anak
disiapkan untuk membuat catatan hal pokok, mengadakan diskusi dan mencari bahan
pendukung yang bertalian dengan program tersebut.
4) Langkah
pelaksanaan. Pada langkah ini para siswa melihat dan mendengar, mengikuti
dengan seksama proses yang berlangsung dalam program, sedangkan guru memiliki
tugas untuk memimpin siswa dalam pelaksanaan, pembuatan catatan hal pokok dan
memimpin diskusi.
5) Kegiatan
lanjutan, berupa penilaian terhadap program, menjelaskan hal yang kurang atau
belum dimengerti siswa, membuat rangkuman, dan membantu mendiskriminasikan
persoalan-persoalan.[16]
BAB
III
PENUTUP
Simpulan
Media
dalam pembelajaran merupakan sesuatu yang digunakan dalam proses pembelajaran,
guna untuk mempermudah pemahaman siswa terhadap pelajaran, mempermudah guru
dalam menunjukkan sebuah fakta-fakta, dan sesuatu yang dapat membantu
mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. Dalam penerapannya, media pembelajaran
secara garis besar melewati langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Langkah
persiapan
a.
Persiapan guru.
Guru
menetapkan tujuan apa yang hendak dicapai malalui
media yang akan digunakan, melakukan identifikasi mengenai keterkaitan media
dengan bahan pelajaran yang akan disampaikan, kemudahan dan keefisienan
penggunaan media dalam kelas.
b.
Persiapan Siswa.
Siswa
disiapkan untuk menerima bahan pelajaran menggunakan media yang telah
ditentukan guru dan
melakukan apa saja yang di instruksikan oleh guru.
c.
Persiapan Media.
Media
yang digunakan harus terlebih dahulu di uji cobakan agar media tersebut dapat
di gunakan dan memberikan manfaat secara efesien.
2.
Langkah
penyajian
Berupa
tindakan guru dan siswa dalam penggunaan media, bisa berupa persentasi dari
guru dan proyek dari siswa.
3.
Kegiatan
lanjutan
Berupa
evaluasi mengenai keberhasilan media dalam pembelajaran, dan keberhasilan siswa
maupun guru dalam menggunakan media.
DAFTAR
PUSTAKA
Dr.
Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Perada,
2005). Hal 6-7
Drs.
Muhammad Ramli, Media dan Teknologi Pembelajaran, (Banjarmasin: IAIN
Antasari Pers, 2012). Hal 2-3
Dr. H. Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media
Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002). Hal 137
Agung
Eko Purwana, dkk, Pembelajaran IPS MI, (Surabaya: Lapis PGMI, 2009). Paket 7. Hal 6
Kasful
Anwar dan Hendra Harmi, Perencanaan Sistem Pembelajaran KTSP. (Bandung: Alfabeta, 2010). Hal
129
Dr.
Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: IKAPI, 1989). Hal 48
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media
Pengajaran, (Bandung: IKIP, 2002). hal 37-38
[1]
Dr. Arief S. Sadiman, dkk, Media
Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Perada, 2005). Hal 6-7
[2]
Drs. Muhammad Ramli, Media
dan Teknologi Pembelajaran, (Banjarmasin: IAIN Antasari Pers, 2012). Hal
2-3
[3]
Dr. H. Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta:
Ciputat Pers, 2002). Hal 137
[4]
Agung Eko Purwana, dkk, Pembelajaran
IPS MI, (Surabaya: Lapis PGMI, 2009). Paket 7. Hal
6
[6]
Kasful
Anwar dan Hendra Harmi, Perencanaan Sistem Pembelajaran KTSP. (Bandung: Alfabeta, 2010). Hal
129
[7]
Muhammad Ramli, Op cit.
hal 44
[8]
Dr. Oemar Hamalik, Media
Pendidikan, (Bandung: IKAPI, 1989). Hal 48
[9] Dr. Oemar Hamalik, Op cit. hal 57-58
[10] Dr. H. Asnawir dan
M. Basyiruddin Usman, Op cit. hal 33
[11] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung:
IKIP, 2002). hal 37-38
[12] Drs. Muhammad Ramli, Op cit. hal 59-60
[13]
Dr. Arief S. Sadiman,
dkk, Op cit. hal 211
[14]
Nana Sudjana dan Ahmad
Rivai, Op cit. hal 120
[15] Dr. Oemar Hamalik. Op cit. hal 109-110
[16]
Dr. Oemar Hamalik. Op
cit. hal 124
Tidak ada komentar:
Posting Komentar